SEMUA orangtua pasti memiliki harapan besar terhadap masa depan anaknya. Begitu pula bagi para orangtua dari anak-anak yang telah terdeteksi sebagai anak berkesulitan belajar (termasuk dalam kelompok children with special needs). Bagi orangtua, anak adalah sebuah representasi keberhasilan keluarganya. Karena itu, keberhasilan dalam belajar anaknya merupakan faktor penting dalam proses menuju kualitas kehidupan yang baik.
Kesulitan belajar (terjemahan dari learning difficulties atau LD) adalah gangguan belajar pada anak yang ditandai dengan adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dengan kemampuan akademik yang harus dicapai. Mereka memiliki disfungsi minimum otak (DMO), sehingga membuat tercampuraduknya sinyal-sinyal di antara indera otaknya atau terjadi gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (neurobiologis). Yang menimbulkan gangguan berbagai perkembangan misalnya, gangguan berbicara, berbahasa serta kemampuan akademiknya.
Biasanya, anak berkesulitan belajar terdeteksi saat usia-sekolah. Walau sebenarnya, sebelumnya – kalau orangtua mau sedikit usaha dan jeli – anak berkesulitan belajar telah tampak sejak prasekolah. Bagi orangtua pasti merupakan perjuangan tersendiri dalam membesarkan dan mendidiknya. Pastilah akan timbul dampak-dampak negatif pada kehidupan berkeluarganya antara lain, hubungan suami istri, hubungan antara kakak dan adiknya, lingkungannya dan tentu saja pada diri anak itu sendiri.
Untuk mengantarkan anak berkesulitan belajar agar memiliki kualitas kehidupan di masa depan yang baik, tidaklah mudah. Diperlukan strategi yang pas dan canggih untuk berbagai tindakan karena masing-masing anak memiliki ciri-ciri tersendiri. Artinya, penanganan terhadap anak berkesulitan satu sama lain bisa berbeda. Biasanya, orangtua yang memiliki anak berkesulitan belajar – disebabkan perilaku atau reputasi anaknya – cenderung untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal ini justru menjadi kontra produktif bagi tumbuh kembang anaknya. Anak semakin terkucilkan sehingga menjadi egois, asosial dan tidak peka dengan situasi sosial yang ada dalam kehidupan yang sebenarnya.
Parent Support Group, akan sangat bermanfaat bagi orangtua yang memiliki anak berkesulitan belajar. Paling tidak, dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul pada saat membesarkan anaknya. Kelompok ini merupakan kerjasama antar para orangtua. Orangtua bisa belajar dari pengalaman orangtua lain (tak perlu mengulang kesalahan yang sama, bila ada). Biasanya, di dalam Parent Support Group terjadi interaksi di antara anggotanya. Berbagi pengalaman bahkan berbagi perasaan di antara orangtua yang juga dikaruniai anak berkesulitan belajar. Dengan begitu bisa mengetahui bahwa perasaan-perasaan yang telah dialami adalah wajar dan reaksi yang telah dikeluarkan masih dalam batas yang wajar. Dan, ada orang lain yang peduli serta memiliki problema-problema yang sama atau bahkan lebih berat.
Di dalam Parent Support Group, biasanya diadakan diskusi, dan berbagi pengalaman antar para peserta dengan topik-topik yang berkaitan dengan anak-anak berkesulitan belajar. Misalnya, tentang obat-obatan, Program Feingold (program pemberian makanan untuk anak berkesulitan belajar), konsultasi, teknik menjadi orangtua yang efektif, diagnostik, aktifitas yang dapat memperkuat hubungan dalam keluarga dan lain lain. Tak jarang para anggota Parent Support Group bisa mendengarkan langsung para profesional yang kompeten – yang sengaja dihadirkan – dalam penanganan anak-anak berkesulitan belajar, seperti dokter anak, psikiater anak, psikolog, terapis, pendidik dan lain sebagainya. Dalam acara semacam itu, biasanya para anggota diberi kesempatan untuk mengungkapkan kekuatiran sekaligus bertanya tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Selain berguna untuk membesarkan hati, juga diharapkan bisa meminimalisasi kesalahan dalam mendidik anak berkesulitan belajar.
Orangtua yang bergabung dalam sebuah Parent Support Group juga diharapkan sebagai sumber informasi yang baik bagi anggota lainnya. Hal ini menjadi penting ketika orangtua harus membuat keputusan untuk sebuah eksekusi treatment yang harus dilakukan untuk anaknya. Karena di Parent Support Group biasanya ada dan bisa diperoleh informasi yang benar dari pengalaman-pengalaman anggota lainnya. Misalnya, informasi tentang terapis, sekolah bahkan siapa profesional yang sebaiknya menangani. Sehingga para orangtua bisa terhindar dari fihak-fihak yang akan memanfaatkan “ketidaktahuannya” untuk mengeruk keuntungan finasial.
Parent Support Group juga bisa menjadi obyek penelitian beberapa institusi yang berminat ataupun demi perkembangan penanganan anak-anak berkesulitan belajar. Karena di sana ada berbagai tipikal orangtua atau anak berkesulitan belajar dari variasi umur balita hingga dewasa untuk dipantau demi kepentingan penelitian.
Parent Support Group dapat menjadi semacam motivator dengan mengadakan acara-acara semacam outbond bersama guru-guru, terapis, teman-teman seusianya untuk mengenal alam lebih jauh dan mengeliminasi kekurangan-kekurangan baik perilaku maupun motoriknya.
Parent Support Group bisa bekerja dengan institusi lain untuk melakukan public awareness atas keberadaan anak-anak berkesulitan belajar sehingga masyarakat bisa lebih memahami, menerima atau bahkan memberi dukungan terhadap anak-anak berkesulitan belajar. Karena anak-anak berkesulitan sering memperoleh penolakan atas keberadaannya baik di sekolah, di lingkungannya dan lebih jauh lagi saat dalam mencari pekerjaan nanti.
Dalam pengelolaan sebuah Parent Support Group sebaiknya dipersiapkan langkah-langkah yang profesional agar pada gilirannya nanti mampu menjadi sebuah organisasi yang bermanfaat bagi anggotanya. Dalam merencanakan untuk mendirikan sebuah Parent Support Group hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Menentukan tujuan dan pelayanan
Tujuan dan pelayanan bagi sebuah organisasi Parent Support Group yang efektif boleh dikatakan hampir tidak memiliki batas tertentu. Diperlukan kreatifitas dan pemikiran-pemikiran inovatif dari para pengurusnya. Untuk hal ini, para pengurus sebagai motor organisasi mau tak mau harus selalu mengaktualisasi diri dengan memperluas wawasannya.
2. Mengatur jadwal pertemuan
Mendirikan sebuah Parent Support Group diperlukan kemauan kuat dari orang-orang yang punya dedikasi tinggi serta bisa mengalokasikan waktunya demi kepentingan organisasi. Parent Support Group bisa dimulai dari sekelompok orangtua bersama tenaga medis seperti misalnya, dokter dan perawat yang telah terlatih menangani anak berkesulitan belajar. Kemudian, langkah selanjutnya adalah membuat jadwal pertemuan rutin yang disepakati semua anggota.
3. Merekrut individu yang terampil untuk memimpin kelompok
Biasanya, membentuk organisasi diawali dengan panduan untuk langkah-langkah ke depan organisasi (kalau mungkin segera dibuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya) agar ketua dan pengurusnya berpegang pada visi dan misi organisasi yang telah disepakati. Pengurus, terutama ketuanya harus selalu memotivasi anggotanya dan mau terbuka menerima kritikan-kritikan demi kemajuan organisasi dan mengutamakan kepentingan suara-suara anggotanya dalam setiap keputusannya.
Usahakan ketua dan pengurus mampu memelihara hubungan yang harmonis agar tujuan utama serta kebersamamaan menjadi paling utama. Selain itu, organisasi harus transparan dalam pengelolaan keuangan, mengingat Parent Support Group bukan organisasi yang berorientasi mencari keuntungan (nirlaba).
Pembagian tugas yang efektif dengan para anggotanya untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya menjadi pendukung kelanggengan kehidupan organisasi. Misalnya, pencarian dana, memonitor program-program organisasi, menggalang kerjasama (networking) dengan institusi lain baik nasional maupun internasional.
4. Memperbanyak jumlah anggota
Untuk menyberluaskan dan memperbanyak anggota bisa melalui berbagai media. Salah satunya yang dipandang efektif adalah membuat inhouse magazine (newsletter). Namun, hal ini tidaklah mudah karena harus ada yang menangani secara profesional dan konsisten selain itu diperlukan beaya tidak sedikit, walau dalam bentuk sederhana sekali pun. Namun begitu, media ini bisa merupakan ajang interaktif para anggota organisasi. Sementara ini, newsletter masih merupakan pilihan yang baik, karena bisa menampung tulisan-tulisan dari profesional yang kompeten. Menurut pengalaman, Parent Support Group akan diminati calon anggota melalui anggota-anggota yang aktif dan memiliki program-program yang menarik yang sudah dirancang.
5.Komitmen dengan program-program yang telah disepakati
Akhirnya, Parent Support Group akan bisa bermanfaat bagi anggotanya bila memiliki program-program yang jelas dan berfihak pada anggotanya (baca; para orangtua dari anak-anak berkesulitan belajar). Tinggalkan kepentingan-kepentingan pribadi, buatlah para anggota merasa nyaman dan memperoleh manfaat baik melalui keanggotaannya maupun dari program-program yang direncanakan.
Sumber : http://anakspesial.com/ Oleh : Arifin Mohammad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar